CARA MENULIS DAFTAR PUSTAKA

CARA MENULIS DAFTAR PUSTAKA

 

1.      Pengertian Daftar Pustaka Atau Daftar Rujukan

Daftar pustaka atau daftar rujukan adalah daftar sumber bacaan suatu karya tulis ilmiah, yang biasanya dicantumkan pada akhir suatu karya ilmiah. Kadar ilmiah suatu karya tulis sangat tergantung pada wawasan si penulis yangn ditandai oleh luas dan banyaknya pilihan bacaan yang dipergunakan. Daftar rujukan sedapat mungkin diambil yang tahun penerbitannya lima tahun terakhir dan porsi jurnal dan hasil penelitian mencapai 25% dari keseluruhan rujukan yang pergunakan.

Sumber rujukan suatu karya tulis dapat berupa buku, jurnal, skripsi, tesis, disertasi, majalah, bulletin, makalah, surat kabar, bank data, microfilm, internet, atau bahkan komunikasi pribadi melalui telepon, e-mail, dan sebagainya. Semua rujukan yang dicantumkan dalam teks skripsi harus dicantumkan di dalam daftar rujukan atau suri atau ditemukan dalam teks skripsi. Oleh sebab itulah maka judul bagian ini disebut daftar rujukan. Catatan, kuliah tidak dibenarkan sebagai sumber rujukan, kecuali diktat yang diterbitkan secara resmi. Itupun dianggap sebagai suatu rujukan yang lemah.

 

2.    Aturan-aturan Penyusunan Daftar Pustaka atau Daftar Rujukan

Penulisan daftar pustaka atau daftar rujukan menganut sistem American psychological association (APA). Berikut ini adalah aturan-aturan yang harus diperhatikan dalam penyusunan daftar rujukan.

a.         Daftar pustaka ditempatkan pada lembar bagian penutup skripsi.

b.         Daftar pustaka diketik dengan huruf capital semua, diletakkan di tengah sehingga jarak margin kiri dan margin kanan seimbang.

c.         Sumber rujukann yang hendak dicantumkan dalam daftar rujukan disusun menurut abjad nama-nama pengarang atau lembaga yang menerbitkan jika tidak ada nama pengarangnya

d.        Jarak antara DAFTAR PUSTAKA dan baris pertama adalah empat spasi.

e.         Jika data sumber bacaan lebih dari satu baris, baris-baris berikutnya diketik satu spasi dan dimulai setelah ketukan delapan dari margin kiri.

f.          Setiap baris akhir suatu sumber bacaan diakhiri dengan tanda titik.

g.         Jarak antara baris akhir suatu sumber bacaan dan baris pertama sumber bacaan berikutnya adalah dua spasi.

h.         Tidak dibenarkan mengubah karakter (huruf) latin seperti tanda Tanya (?) menjadi alfa, beta, gamma dan lain-lain dari judul asli sumber rujukan.

 

3.    Penulisan Sumber Acuan dalam Daftar Pustaka

a.         Buku Sebagai Sumber Acuan

·           Nama Pengarang

·           Tahun Terbit

·           Judul Buku

·           Tempat Terbit

·           Nama Penerbit

Tiap-tiap penyebutan keterangan, kecuali penyebutan tempat terbit, diakhiri dengan tanda titik. Sesudah tempat terbit diberi tanda titik dua (:). Jika yang dicantumkan bukan nama pengarang, melainkan nama lembaga yang menerbitkan, urutan penyebutan di dalam daftar pustaka menjadi

·           Nama Lembaga/Badan/Instansi Yang Menerbitkan

·           Tahun Terbit

·           Judul Terbitan

·           Tempat Terbit

 

Jika yang dicantumkan bukan nama pengarang dan bukan nama lembaga yang menerbitkan, urutan penyajiannya adalah

·           Kata Pertama Judul Buku/Karangan

·           Tahun Terbit

·           Judul Buku/Karangan Lengkap

·           Tempat Terbit

·           Nama Penerbit

 

Berikut penjelasan lebih rinci penulisan tiap-tiap butir tersebut diatas.

A.  Penulisan Nama Pengarang

1.         Nama pengarang ditulis selengkap-lengkapnya, tanpa mencantumkan gelar akademik pengarang yang bersangkutan.

2.         Penulisan nama pengarang dilakukan dengan menyebutkan nama diakhir lebih dahulu, baru kemudian nama pertama. Nama akhir yang ditulis lebih dahulu itu dipisahkan dengan tanda koma (,) dari nama pertama yang tulis di belakang nama akhir.

Contoh :

Banta Beuransah    -  Beuransah, Banta

Fuad Hasan             -  Hasan, Fuad

Juanita H. William  -  William H., Juanita

 

Cara penulisan nama pengarang seperti itu tidak berlaku bagi nama-nama Tionghoa karena pada nama Tionghoa unsur nama pertama merupakan nama famili. Jadi, nama-nama pengarang Tionghoa di dalam daftar rujukan tidak perlu dibalik urutannya.

Contoh :

Tan Sie Gie

Lie Tie Gwan

 

Nama tan sie gie ditempatkan di dalam urutan huruf huruf T dan nama Lie Tie Gwan ditempatkan di dalam urutan huruf L.

 

3.         Jika di dalam buku yang diacu itu yang tercantum nama editor, penulisannya dilakukan dengan menambahkan singkatan (Ed.) di belakang nama. Singkatan (Eds.) digunakan jika editornya lebih dari satu.Singkatan Ed. atau Eds. diawali dengan huruf capital dan diakhiri dengan titik, ditempatkan di dalam tanda kurang dengan jarak satu ketukan dari nama editor.

Contoh :

Letheridge, S. And Cannon, C.R. (Eds.). 1980. Bilingual Education: Teaching English as a Second Language. New York: Preager.

Aminuddin (Ed.) 1990. Pengembangan Penelitian Kualitatif dalam Bidang Bahasa dan Sastra. Malang: HISKI Komisariat Malang.

 

4.         Jika pengarang terdiri dari dua orang, nama pengarangg pertama di tulis sesuai dengan ketentuan butir 2), yaitu dituliskan nama akhir lebih dahulu, sedangkan nama pengarang kedua dituliskan menurut urutan biasa. Diantara kedua nama pengarang itu digunakan kata penghubung dan (tidak digaris bawahi)

Contoh : Beuransah, Banta Dan Abdullah Rani

 

5.         Jika pengarang terdiri dari tiga orang atau lebih, dituliskan nama pengarang pertama saja sesuai dengan ketentuan butirb2) lalu ditambahkan singkatan dkk. (bentuk lengkapnya adalah dan kawan-kawan) dan tidak digaris bawahi.

Contoh: Kadir, Abdul dkk.

 

6.         Jika beberapa buku yang diacu itu ditulis oleh seorang pengarang, nama pengarang disebutkan seklai saja pada buku yang disebut pertama, sesdangkan untuk selanjutnya cukup divuat garis sepanjang sepuluh ketukan yang diakhiri dengan tanda titik.

Contoh :

Hassan, Fuad.

------------------.

------------------.

a.       Penulisan tahun terbit

1)      Penulisan tahun terbit dituliskan sesudah nama pengarang dan di bubuhkan tanda titik sesudah tahun terbit.

Contoh : Aminuddin (Ed.). 1990.

2)      Jika beberapa buku yang dijadikan bahan pustaka ditulis oleh seorang pengarang dan diterbitkan di dalam tahun yang sama, penmpatan urutannya didasarkan pada urutan abjad juduk bukunya. Kriteria pembedaannya adalah tahun terbit, yaitu dibubuhkan huruf a, b, dan c sesudah tahun terbit, tanpa jarak.

Contoh :

Hassan, Fuad. 1982a

------------------------- , 1982b

3)      Jika beberapa buku yang dijadikan bahan rujukan itu ditulis oleh seorang pengarang, tetapi tahun terbitnya berbeda, penyusunan daftar pustaka dilakukan dengan urutan berdasarkan urutan terbitan (dari yang paling lama sampai yang paling baru).

4)      Jika buku yang dijadikan bahan rujukan itu tidak menyebutkan tahun terbitnya, di dalam penyusunan daftar pustaka disebut Tanpa Tahun. Kedua kata ini diawali dengan huruf capital dan tidak digaris bawahi.

Contoh :

Johan. Tanpa Tahun.

Amin, Muhammad. Tanpa Tahun.

 

b.      Judul buku

1)        Judul buku ditempatkan sesudah tahun terbit dan diberi garis bawah tiap-tiap katanya atau diketik miring (kursif). Judul ditulis dengan huruf capital pada setiap awal kata yang bukan kata tugas seperti di, ke, dari, pada, daripada, untuk, bagi, dan, yang, dengan, yang tidak terletak pada posisi awal. Di belakang judul ditempatkan tanda titik.

Contoh :

Setiarso, Bambang. 1997. Penerapan Teknologi Informasi dalam Sistem Dokumentasi dan Perpustakaan. Surabaya: Erlangga.

 

2)        Laporan penelitian, disertasi, tesis, skripsi, atau artikel yang belum di terbitkan atau dipublikasikan, di dalam daftar pustaka ditulis dengan diawali dan diakhiri tanda petik. Jadi yang dicetak miring untuk sumber tersebut adalah nama majalah, laporang, jurnal, skripsi, tesis disertasi dan makalah.

Contoh :

Alamsyah, Teuku. 1997. “Karakteristik Bahasa Guru dalam Interaksi Belajar-Mengajar Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar”. Tesis tidak diterbitkan. Malang: PPS IKIP Malang.

 

3)        Unsur-unsur keterangan, seperti jilid dan edisi, ditempatkan sesudah judul. Penulisan keterangan itu ditulis dengan huruf capital pada awal kata, kecuali kata tugas dan diakhiri dengan titik.

Contoh :

Mochtar, Isa. 1983. Pengantar Ekonomi. Cetakan Kedua.

 

4)        Jika sumber acuan merupakan karya terjemahan, hal itu dinyatakan seperti di dalam contoh berikut.

Spradley, James P. 1997. Metode Etnografi. Terjemahan oleh Misbah Zulfa Elizabeth dari The Ethnographic Interview (Tanpa Tahun). Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya.

 

Catatan : tahun 1997 pada data di atas adalah tahun terbit buku terjemahan, sedangkan judul aslinya dalam buku terjemahan itu tidak disebutkan tahun terbitnya sehingga dituliskan tanpa tahun.

Contoh penulisan buku terjemahan yang ada tahun terbit.

Schimmel, Annemarie. 1986. Dimensi Mistik dalam Islam. Terjemahan oleh Sapardi Djoko Damono dkk. dari Mystical Dimension of Islam (1975).

 

c.    Tempat Terbit Dan Nama Penerbit

1.         Tempat terbit sumber rujukan/acuan, baik buku maupun rujukan edisi, jilid). Sesudah tempat terbit dituliskan nama penerbit denan dipisahkan oleh tanda titik dua dari tempat terbit dengan jarak satu ketukan.

Contoh:

Berlin, B., dan Kay, P. 2001. Basic Color Term. Berkeley dan Los Angels: University of California Press.

Koentjaraningrat (Ed.) 1980. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia.

Wiliam, Juanita H. 1977. Psychology of Women. New York: W. W. Norton.

 

2.    Sesudah penyebutan nama penerbit ditempatkan tanda titik.

 

3. Rujukan dari lembaga yang ditulis atas nama lembaga tersebut, nama penerbit adalah nama lembaga yang bertanggung jawab atas penerbit karangan tersebut.

Contoh:

Pusat Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa. 1988. Pedoman Penulisan Laporan Penelitian. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

 

4.         Jika lembaga penerbit dijadikan pengarang (ditempatkan pada jalur pertama) maka nama penerbit tidak perlu disebutkan lagi.

Contoh:

Biro Pusat Statistik. 1993. Statistical Pocket Book of Indonesia. Jakarta.

 

B.  Artikel dalam Majalah/Jurnal atau Koran sebagai Sumber Acuan

Jika sumber acuan berasal dari artikel dalam majalah/jurnal, urutan yang perlu disebutkan dalam daftar rujukan adalah sebagai berikut:

a.       Nama pengarang

b.      Tahun terbit

c.       Judul artikel

d.      Nama majalah/jurnal

e.       Terbitan ke berapa ( jika ada)

f.       Nomor majalah atau bulan terbitan

g.      Nomor halaman

 

Tiap-tiap penyebutan keterangan nama pengarang, tahun terbit, dan judul artikel diakhiri dengan titik. Nama majalah/jurnal dan tahun terbit dipisahkan oleh satu ketukan, sedangkan nomor majalah/jurnal ditempatkan di dalam tanda kurung. Nomor halaman dipisahkan dengan tanda titik dua dari nomor majalah/jurnal.

Contoh:

Suprapto, Riga Adiwosso. 1989. Perubahan Sosial dan Perkembanan Bahasa. Prisma, XVIII (1): 61-120

Bennet, D.C. 2000. English Prepositions: a Stratificational Approach. Jurnal of Linguistics, 4: 153-172

 

Jika sumber acuan berasal dari arikel dalam surat kabar, urutan penyebutan keterangannya adalah sebagai berikut:

a.       Nama pengarang,

b.      Tahun terbit.

c.       Judul artikel,

d.      Nama surat kabar,

e.       Tanggal terbit.

 

Tiap-tiap penyebutan keterangan, kecuali penyebutan nama surat kabar, diakhiri dengan tanda titik. Nama surat kabar dan tanggal terbit dipisahkan oleh tanda koma.

Contoh :

Tabah, Anton. 1989. Polwan Semakin Efektif dalam Penegakan Hokum. Suara Pembaharuan, 1 September 1989.

Hasan, Ishak. 2005. Jadup, Senandung Sumbang Pawing Bidin. Serambi Indonesia, 26 April 2005.

 

C.  Makalah yang Disajikan dalam Seminar, Lokakarya, atau Penataran sebagai Rujukan

Nama penulis ditulis paling depan, dilanjutkan dengan tahun, judul makalah ditulis dalam tanda petik ganda, kata makalah dicetak miring, kemudaian diikuti pernyataan “Makalah disajikan dalam…..” nama pertemuan, lembaga penyelenggara, dan tanggal serta bulan penyelenggaraan.

Contoh :

Amin, Abdullah. 2006. “Panduan Penulisan Proposal Penelitian Kualitatif”. Makalah disajikan dalam Pelatihan Penulisan Karya Ilmiah Bagi Guru-guru se-Provinsi NAD, Depdiknas Provinsi NAD, Banda Aceh, 12 s.d. 20 Juli

 

 

D.  Rujukan dari Internet Berupa Artikel dari Jurnal/Website

Nama penulis ditulis seperti rujukan dari bahan cetak, diikuti oleh tahun, judul karya (dicetak miring) dengan diberi keterangan dalam kurung (online), volume dan nomor, dan diakhiri dengan alamat sumber rujukan tersebut disertai dengan keterangan kapan diakses, di antara tanda kurung. Sementara untuk rujukan dari website urutan penulisan daftar pustaka dimulai dari : (1) nama penulis, (2) tahun publikasi, (3) judul tulisan/postingan, diapit dengan tanda petik ganda, (4) diberi keterangan dalam kurung (online, (5) alamat website/urll, dan (6) tanggal, bulan, dan tahun mengakses.

Contoh:

Kumaidi. 1998. Pengukuran Bekal Awal Belajar dan Pengembangan Tesnya. Jurnal Ilmu Pendidikan, (Online), Jilid 5, No. 4, (http://www.malang.ac.id.,

          Diakses 20 Januari 2000)

Azwardi. 2015. “Gejala Gradasi Adjektiva Dalam Bahasa Aceh”, (Online), (http://bina-linguistika.blogspot.co.id/., diakses pada 5 November 2015).

 

E.  Antologi Sebagai Sumber Acuan

Urutan penyebutan keterangan tentang karangan di dalam antologi adalah sebagai berikut:

a.       Nama pengarang

b.      Tahun terbit pengarang

c.       Judul karangan

d.      Nama penghimpun/editor

e.       Tahun terbit antologi

f.       Judul antologi

g.      Nomor halaman

h.      Tempat terbit

 

Tiap-tiap penyebutan keterangan, kecuali penyebutan tempat terbit, diakhiri dengan tanda titik. Sesudah tempat terbit diletakkan tanda titik dua. Penjelasan nama pengarang buku, tempat buku, nama penerbit berlaku juga bagi pengaran karangan di dalam antologi. (periksa ketentuan mengenai buku sebagai sumber acuan).

Contoh :

Kartodirdjo, Sartono. 1977. “Metode Penggunaan Bahan Dokumen” Dalam Kontjaraningrat (Ed.) 1980. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Hlm. 67-92. Jakarta: Gramedia.

 




 Sumber : Pedoman Penulisan Skripsi FKIP USK 2016

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Comments

Popular posts from this blog

Tendangan, pukulan, dan kuda-kuda dalam pencak silat

TEKNIK MANIPULASI SPORT MASSAGE

Pengertian dan Anatomis Cedera Ringan, Sedang, dan Berat