A. Cairan Dan Elektrolit
Pada tubuh seorang dewasa, sekitar 60% terdiri atas air. Sementara pada bayi dan anak total komposisi air dalam tubuh lebih tinggi daripada dewasa, yaitu 70-80%.Di dalam tubuh,selsel yang mempunyai konsentrasi air paling tinggi antara lain adalah sel-sel otot dan organ-organ pada rongga badan seperti paru-paru atau jantung sedangkan sel-sel yang mempunyai konsentrasi air paling rendah adalah sel-sel jaringan seperti tulang atau gigi.Cairan dan elektrolit sangat diperlukan agar menjaga kondisi tubuh tetap sehat.Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh merupakan salah satu bagian dari fisiologi homeostatis yang melibatkan komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh .
Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut) sedangkan elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkanpartikel-partikelbermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan,minuman,dan cairan intravena (IV) dan di distribusi ke seluruh bagian tubuh.Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh. Komposisi cairan dan elektrolit di dalam tubuh sudah diatur sedemikian rupa agar keseimbangan fungsi organ vital dapat dipertahankan. Untuk mempertahankan keseimbangannya, diperlukan masukan, pendistribusian, dan keluaran yang memadai, yang diatur melalui mekanisme tersendiri namun berkaitan satu sama lain.
Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya. Apabila terjadi gangguan keseimbangan, baik cairan atau elektrolitdalam tubuh dapat mengakibatkan overhidrasi, dehidrasi, hiponatremia, hipeanatremia, hipokalemia, hiperkalemia, dan hipokalsemia.Dengan demikian, keseimbangan cairan dan elektrolit merupakan komponen atau unsur vital pada tubuh manusia.
1. R – Rest, segera istirahatkan bagian cedera
Cedera yang menimbulkan rasa nyeri adalah tanda bahwa bagian tubuh tertentu telah mengalami kerusakan. Maka, hal utama yang perlu dilakukan adalah menghentikan aktivitas sesegera mungkin dan istirahatkan bagian cedera yang terasa nyeri tersebut.
Jika harus beraktivitas, pastikan untuk menggunakan alat bantu serta menimalisir gerakan pada bagian cedera. Tujuannya agar cedera tidak bertambah parah.
2. I – Ice, lakukan kompres dingin
Kompres dingin menggunakan es pada area yang terkena cedera. Suhu dingin pada es mampu membuat area cedera lebih kebal dari rasa nyeri, sehingga mengurangi keluhan nyeri dan pembengkakan pada jaringan yang rusak.
Dalam mempraktikkannya, pastikan es telah dibalut dengan handuk atau kain terlebih dulu sebelum menempelkannya ke area cedera. Kompres dapat dilakukan selama 10 menit lalu lepas kembali selama 10 menit, ulangi terus cara tersebut sesering mungkin.
3. C – Compression, balut atau perban
Balut dengan perban elastis secara merata di area cedera untuk mencegah pembengkakan. Hindari untuk tidak membalutnya dengan terlalu kencang agar aliran darah menuju bagian cedera tetap lancar.
4. E – Elevation, lakukan peninggian pada bagian cedera
Elevasi atau mengangkat bagian yang cedera dapat membantu untuk mengurangi pembengkakan dengan bantuan gravitasi, Jika memungkinkan, disarankan agar pengangkatan dilakukan lebih tinggi dari jantung untuk memudahkan aliran darah balik ke jantung.
Anda dapat mencoba mempraktikkannya jika mengalami cedera atau melihat seseorang di sekitar terkena cedera saat beraktivitas. Metode RICE ini efektif untuk menangani cedera yang sifatnya ringan dan sedang, seperti keseleo, terkilir, memar, dan cedera lainnya yang terjadi pada jaringan halus.
Namun, jika cedera bersifat serius seperti kerusakan parah di jaringan halus hingga patah tulang, Anda disarankan untuk segera mencari pertolongan medis dan berkonsultasi dengan dokter untuk pengobatan dan terapi lebih lanjut.

Comments
Post a Comment